Kehampaan
- 3 –
Kehampaan
Meskipun
aku sudah mempunyai Guild, aku masih bermain bersama Jhons dan Chun. Terlepas
dari rasa sukaku pada Jhons, mereka itu sudah seperti keluarga kecil-ku di
Toram. Entah mereka mengangapku seperti apa, yang jelas aku merasa seperti itu.
Bahkan jujur, aku ingin masuk guild yang sama dengan mereka. Saat itu mereka tidak
pernah membahas tentang nama guild yang mereka ikuti, atau pun mengajakku untuk
bergabung dengan guild mereka. Aku pun enggan untuk bahas masalah guild ini.
Bagiku, bisa bermain bersama mereka sudah cukup.
Lambat
laun, aku merasa bosan dengan semua yang ada. Aku bosan untuk leveling. Aku
bosan untuk melakukan main quest. Entah hilang kemana semua mood bermain
Toram-ku itu. Tiap hari yang kulakukan hanya login, mengumpulkan reward login,
juga agar akun-ku ini tidak hangus.
Aku
juga mulai jarang bermain bersaa Jhons. Tiap aku login, kulihat tidak ada yang
online, baik Jhons maupun chun, mereka offline. Hmm . . . saat itu mereka
sedang sibuk-sibuknya kuliah. Aku pun sedang sibuk menyelesaikan skripsiku.
Kadang,
sesekali mood itu datang. Rindu bermain bersama mereka. “Klo kamu main Toram,
bilang-bilang ya, ajak aku.” Pesan ku pada Jhons. “Nak, emak kangen main bareng
kalian. Klo kalian on, ajak-ajak dong.” Pesanku pada Chun. “Chan, sibuk nggak?
Main Toram yuk..” pesanku pada Risa.
Padahal,
banyak event menarik yang telah kunanti-nanti kan. Namun entah rasanya malas
sekali untuk bermain. Sebenarnya bisa saja aku mencari party liar pada saat
even berlangsung. Dulu juga aku begitu, kan. Bahkan Risa sempat iri padaku,
karena menurutnya aku itu mudah bergaul. Aku bisa mendapat teman-teman yang
asik dengan mudah. Aku sendiri pun bingung. Sejak kapan Colette menjadi
ketergantungan seperti ini? Memangnya kenapa kalau Jhons, Chun, Zeal, atau pun
Risa tidak bermain Toram? Bukankah masih banyak teman lainnya? Atau, aku bisa
membuat teman itu. Aaaaaah, entah lah.
Lalu
suatu hari, aku mendapati Jhons dan teman-teman tengah online. Cih, tuh kan.
Nyatanya mereka nggak benar-benar ninggalin Toram kok. Mereka masih sempat
meluangkan waktu untuk bermain. Mereka nggak bisa meninggalkan Toram karena
mereka sangat-sangat menyukai Toram. Selalu ada yang bisa dilakukan, apalagi
bagi Chun. Dia bahkan tumbuh menjadi player yang semakin kuat dan juga kaya.
Hmm . . . kurasa hanya aku, player yang sudah bermain Toram beberapa bulan,
namun tidak ada perubahan yang berarti. Aku malas leveling, aku malas farm.
Masalah luck pun, aku selalu ampas. Benar-benar tidak ada pemasukan tetap.
Bulan
Juli kemarin, aku mengikuti kegiatan yang membuatku enggan untuk bermain Toram.
Bahkan untuk hanya sekedar login. Aku sibuk dengan kegiatan RL ku. Aku juga
punya teman-teman di sekeliling ku yang tak mungkin kuabaikan hanya untuk
bermain Toram. *Padahal di sana ada wifi super kenceng, jaringan ind*sat juga
cukup bagus di sana, siapa tahu luck-ku naik* Aaaaah, aku malah nggak sempet
untuk online :”)
Halloween,
Teman Baru
Hmm
kurang lebih ada banyak event yang kulewatkan. Diantaranya event yang
kulewatkan adalah event Boss super Gespent, Usasama, Usamikichi, Summer, 3rd
Anniversarry, dan fall + Halloween. Aku mulai bermain Toram lagi pada
event Halloween ini. Saat itu aku bertemu dengan salah seorang kenalan ku. Dia
pun mengalami yang aku rasakan. Jenuh, bosan, dan hampa. Namun dia masih
memiliki ambisi yang belum tercapai. Ambisi yang menjadi motivasi untuknya agar
terus bermain Toram. Misi itu adalah . . . mendapat spina ratusan juga, haha. *Aku
aja nggak pernah nembus 30M dengan usaha sendiri* #FYI saat itu spina yang
berhasil ia kumpulkan sekitar 50M lebih, klo nggak salah#
Di
event Halloween ini ada reward emblem yaitu emblem login, login 1 hour, dan
login 2 hour. *aku login lebih tepatnya untuk ngumpulin reward aja .____.* Aku
menghabiskan 2 jam-ku ini dengan bermain bersamanya. Bermain event halloween, atau sekedar ngobrol via
chat. Aku juga suka menghampiri rumahnya. Rumahnya cuku kecil untuk ukuran
orang kaya, hanya sepetak, tidak ada kasur, atau pun ruangan lainnya layaknya
rumah pada umumnya. Hanya ada dapur dan meja yang melingkar. Hmm tempat ini
lebih seperti tempat pemujaan aliran sesat. Bagaimana tidak, banyak lilin
menyala di atas meja.
Ini foto terakhir ku dengannya .____. |
Di suatu obrolan, dia bercerita padaku jika ia akan merenovasi rumahnya ini saat event Winter dan Christmast nanti. Tentu saja aku sangat menantikan hal ini. Namun . . . suatu hari, ia menghilang. Tak ada tanda kehidupan. Baik akun Toram-nya, maupun media sosial lainnya. Sehari, dua hari, kini sudah lebih dari tiga bulan dia menghilang. Aku sangat-sangat merindukannya. Aku rindu main ke rumahnya, meminta masak. Makan bareng di rumahnya. Main bareng. Aku rindu dilindungi olehnya. Dia yang mau menerima kelemahanku. Dia yang setia menghidupkan ku di kala aku mati. *eh dasar beban lu, mati kok bangga* >___<
Dia
yang mengajakku untuk bermain event-event kerad yang ada di Toram. Dia yang ingin
menjadi DPS dan attacker, namun terpaksa menjadi tanker setiap kali tidak ada
tanker yang berteriak. Dia yang . . . Aaaaaaargh. Si hode imut dari guild Hode
Maker eh History Maker XD
Aku
sangat-sangat merindukanmu, Re Aghata. Semoga kamu masih hidup di suatu tempat.
Semoga suatu saat kamu datang lagi. Aku, Ki dan teman-teman lainnya akan
menyambutku kapan pun kamu balik :”)
Tetaplah
hidup sampai kita bertemu lagi suatu hari nanti.
Comments
Post a Comment