It’s Such a LOOOOOONG Dream :”)
"BAKA! AHO! Dasar kau gadis
BODOH!!!! Kamu punya kesempatan. KESEMPATAN. Kenapa nggak kamu manfaatin
baik-baik?!!! KENAPA???!!! AHO! Perasaan itu nyata!!!! Dia itu nggak seperti
kenalanmu sebelumnya!!! BODOH!” Aku nggak bisa berhenti merutuk diriku
sendiri. Betapa bodohnya aku. Ne.. semua yang kamu bilang itu memang terasa
nyata. “Kamu itu sedikit spesial” ucapnya dulu. Saking nyatanya, aku selalu mengharapkan
dia. Aku selalu ganggu dia setiap saat. Kata-katanya yang terkesan gombal, aku
percaya gitu aja. Dia bilang dia mau membahagiakan orang tuanya, sahabatnya,
dan membahagiakan aku. Aku selalu ingat kata-kata itu. Setiap hari aku
semakin terbang tinggi. Saat aku mengajaknya keliling dunia, aku berharap hal
itu akan terwujud suatu hari nanti. Mengikuti kisah cinta gambar ilustrasi "Love is ..." karya Puung. Aku sadar jika aku bermimpi terlalu tinggi. Aku takut jatuh . . .
Lalu,
suatu hari akhirnya dia bilang kalau dia nggak bisa terus menemaniku. Dia mulai
jaga jarak dari aku. Parahnya dia mempertegas status aku saat itu. Satu per
satu harapan itu mulai berguguran.. Aku mulai meragukan apakah aku benar punya
kesempatan, apakah benar dia menyayangiku, apakah.. aku meragu. Maaf kalau aku
sempat meragukan perasaannya. Aku takut kalau semua itu hanya perasaanku. Aku
memang gadis bodoh. Aku nggak tahu saat itu aku masih punya kesempatan atau ga.
Yang jelas, di sisi lain, aku masih menyukainya, aku masih mengaguminya, aku masih
menyayanginya. Saat itu, dia memiliki posisi tertinggi. Dia yang selalu aku
pikirkan, dia yang selalu selalu selalu ada di pikiranku. Dia yang pertama aku
cari. Dia, selalu dia.
Lalu . . . Lelaki lain? Lelaki
lain mana? Pemimpin grup kah? Aku akui dulu aku sempat menyukainya. Namun saat
mengenal dia (lelaki ini, bukan pemimpin grup), aku stop chatting sama dia.
Benar-benar stop. Niichan? aku chatting sama dia juga tanpa rasa. Bahkan kami
jarang chat. Para admin yg lain? Ben? Kalau pun iya chatting, cuma ngebahas game
aja. Itu juga dulu, saat aku masih menjadi bagian admin grup itu. Irvan? Arul? Aku nggak pernah chatting sama dia. Aku beberapa kali muncul di
postingannya. Vicky? Saat itu sama om Vicky cuma iseng karena aku cemburu sama
dia (bukan Vicky) yang katanya mau ganti PP. Vicky emang pernah chatting aku,
tapi sekedar itu. Dan lagi.. dia (bukan Vicky) malah sempat memintaku untuk
berteman dengan Vicky, dan aku juga pernah menolak. Semua lelaki itu, TANPA
RASA. Dan tak jarang saat berkomunikasi bersama mereka, aku justru curhat
tentang dia. Dia, selalu dia.
Aku
bingung sejak kapan kesempatan yang aku punya hilang. Kenyataannya, yang aku
rasakan, aku selalu memikirkannya lebih dari siapa pun. Aku masih mengaguminya,
selalu. Di saat aku masih pingin chatting dia, terus mengganggu dia, terus
mengharapkan dia, tapi dia justru menjauh dan mulai jaga jarak. Mau tak mau aku
harus mencari cara lain untuk tidak terpaku dengannya. Dia juga pernah bilang
kalau aku nggak boleh terpaku sama dia, aku harus mulai berteman dengan
siapapun. Karena itu aku coba untuk membaur. Aku coba komen di postingan
orang-orang. Kadang komenku nggak nyambung, ngawur. Aku memang nggak niat
komen, hanya sekedar membuang waktu, membunuh pikiranku yang selalu memikirkan
dia.
Aku
benar-benar nggak tahu di titik mana aku kehilangan kesempatanku. Karena aku
pun tak tahu kalau saat itu aku benar-benar punya kesempatan. Tapi yang jelas,
aku nggak peduli, bahkan jika kesempatan itu sudah tak ada. Aku tetap
menyukainya. Tetap memikirkannya. Tetap nomor satu. Bahkan sampai sekarang pun
masih. Selama ini aku mencoba menutupi perasaan ini. Aku mencoba merasa
semuanya baik-baik aja di depannya. Aku mencoba bercanda sebisaku. Itu semua
hanya topeng. Aku nggak bisa mengaku di depannya apa yang aku rasakan dan apa
yang terjadi padaku. Aku takut kalau dia tahu semuanya, dia semakin menghukumku
dan semakin menjauhiku. CUKUP. Aku nggak kuat untuk menjauhinya. Di saat aku
melihatnya muncul di postingan orang, bercanda bersama yang lain. Cukup aku
melihatnya absen dari postinganku. Sama sekali tak muncul. Suatu malam, aku
senang karena dia muncul di kirimanku, tapi ternyata itu komentar yang tidak
kusukai. Aku senang karena pada akhirnya dia muncul juga dan mengirimku private
message. Tapi ternyata private message malam itu adalah private
message yang paling aku BENCI…
Itulah
pengakuan dariku mengenai apa yang aku rasakan dan aku alami. Sungguh aku
menyesal. Mengapa aku baru tahu jika aku sempat punya kesempatan di saat
kesempatan itu sudah tidak aku miliki? Bodoh . . sungguh bodoh. Selama ini aku
mengira cintaku bertepuk sebelah tangan, atau jika ada pun tidak mungkin lebih,
hanya sebatas itu. Aaaaaaaaahhhhh!!!! Aku benar-benar kesal pada diriku
sendiri. Tapi aku bisa apa, semuanya sudah terjadi. Kenyataannya dia udah
kecewa sama aku, dan aku sudah ditendang keluar secara paksa dari kesempatan
itu. Aku nggak akan pernah bisa masuk lagi ke situ. Kini aku hanya orang asing
:”)
Mungkin
ini bisa disebut 9-gatsu wa kimi no uso. Aku sudah berbohong padanya.
Maaf, aku sudah nggak jujur padanya. Maaf aku tidak mengatakan yang sebenarnya
tentang perasaan ini semalam. Maaf, aku nggak bisa mengatakannya karena aku
begitu takut seperti yang aku sebutkan di atas. Aku pun nggak mau buat dia
merasa terbebani oleh apa yang aku alami. Maaf juga dengan aku yang bertingkah
seperti ini justru membuatnya semakin merasa sulit.
So..
Dia nggak kegeeran kok. Semua yang dia rasakan tentang perasaanku kepadanya itu
nyata. Karena memang aku masih menyukainya. Masih. Video ultah itu, itu sudah
diplanning matang-matang entah sejak kapan. Syukur, aku masih sempat untuk
membuatnya, meskipun tidak sesuai dengan yang aku rencanakan pertama kali. Maksain
nonton Conan sama tante Iin. Dan di situ banyak foto profilnya (Akai) bertebaran
dimana-mana. Yang ada di benakku Cuma dia.. Hey… Bukankah itu artinya dia
merasakan perasaanku ini? J
Bagian mana dari hati ini yang tidak menyukainya? Ahh, It’s such a very long
dream. Even I love it, I have to wake up. A dream which almost like reality :”)
Foto yang tak sempat dimasukkan ke dalam video
When was the last
time you thought of me?
Or have you
completely erased me from your memory?
When will I see
you again?
Forgetting him
was like trying to know somebody you never met
If you have to leave, I wish that you would just leave
‘Cause your presence still lingers here, and it won’t leave me alone
-This pain is just to real-
All
I can say is ENCHANTING to meet you :”)
All
I know is I was enchanted to meet you :”)
_________________________________________________________________
Sampai detik ini, aku masih ragu apakah harus kuberitahukan ini kepadanya?
Atau biarlah semua ini tersimpan rapi di sini? Di dalam hati ini? :")
Atau biarlah semua ini tersimpan rapi di sini? Di dalam hati ini? :")
Comments
Post a Comment