LULUS!!!

Katanya kemarin hasil PPTQ udah keluar. PPTQ itu mengingatkan aku sama UN jaman SMA > , < bikin dag dig dug der

Aku:
eh hari ini kamu mau ke kampus? 
Temen:
iya
Aku:
klo pengumuman pptq udah keluar, liatin nilai aku dong :D makasih
Temen:
okeh
. . . . . . .
Pptq nya kamu . . .
Aku: 
Kenapa? Nggak lulus ya :D 
Pasrah deh aku mah 
Temen: 
Hahahaha
Nyampe kampus aja belum, ini masih di jalan :D 
Aku: 
(Aaaaaaaaaaaaa) 
Nyebelin, kirain beneran
Temen: 
Udah tunggu sms aku aja
semoga kita lulus, aamiin
Aku: 
Iya, aamiin
. . . . . . . .
Temen: 
Kamu dapet B- lulus 
Aku: 
(Apa?! Lulus?!) Aaaaaaaaa uyeee ^o^
Alhamdulillah

Itu lah menit-menit sebelum aku dinyatakan lulus PPTQ. Hwaa rasanya itu . . . Euforianya. Bagaikan terbang ke awan. Nggak usah liat (-)nya yg penting B dan itu lulus ^_^ yeyeyeyey. Tiba-tiba teringat sesuatu . . .
Aku:
Oh iya, boleh sekalian cariin punya A, B, C, bla bla bla 
Makasih :D

*dengan sedikit revisi ^_^

#Ditambahkan (Tanggal 30 Juni 2022)

Aku lagi iseng baca-baca post lama dan nemu ini. Sumpah, ini bener banget! Yang namanya ujian PPTQ ini beneran menegangkan. Kenapa? Karena PPTQ ini sebagai salah satu syarat kelulusan di kampusku. 

Inget banget, tes PPTQ ini terdiri dari dari 4 (empat) tes, yaitu membaca Qur'an(mengaji), menghafal surat-surat pendek (khususnya Juz 30), pemahanan tajwid, dan juga menulis Qur'an (tanpa melihat Qu'an/ sumber lainnya). Dari keempat tes itu, nilaiku nge-pas semua. Aku sangat tertolong karena sempat belajar tajwid maupun gharib dari jaman SD di TPQ atau madrasah dekat rumah. Tanpa itu, aku nggak tahu gimana nasib ku. 

Aku melihat teman-teman kelas dan banyak mahasiswa lain yang tak kunjung lulus. Harus mengikuti pembinaan yang memotong waktu liburan. Itu pun beberapa harus melewati berkali-kali tes hingga akhirnya dinyatakan lulus.

Selain PPTQ ini, ada juga bimbingan serta tes Praktek Ibadah. Ini pun sebagai syarat kelulusan. Mahasiswa semua fakultas dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mengikuti bimbingan yang di akhirnya diadakan tes. Hanya, untuk yang satu ini, bimbingannya berbeda-beda, sesuai dengan Pebimbing. Ada yang tes nya menghafalkan surat pendek/ doa pendek beserta artinya, dan macam-macam. Aku sekelompok dengan teman sekelas dan dibimbing oleh Bapak Dekan Fakultas Tarbiyah. Beliau menjelaskan dan terkadang menyelipkan pertanyaan kepada kami mengenai ilmu-ilmu Fiqih. Mulai dari najis, tata cara berwudhu, tayamum, shalat, mandi junub, hingga menyembelih hewan (ayam). Saat itu kami benar-benar harus membawa seekor ayam hidup dan disembelih di depan dosen Pembimbing, di kampus. Ya sehabis itu dagingnya kami masak dan makan-makan bersama :D

Hwaa.. begitu banyak cerita soal kampus. Tak sedikit pula rintangan yang kualami. Note: Bagiku itu merupakan rintangan. Seperti aku pernah mendapat tugas membaca buku non fiksi berbahasa Inggris kemudian menjelaskan kembali apa yang aku baca dan sedikit interview mengenai isi buku itu. Aku gagal pada cobaan pertama. Entah aku berhasil pada percobaan berapa, yang kuingat. aku lolos karena pertanyaan "who is the born philosopher refer to this book?". lalu aku jawab "children". Yep, aku merasa sangat beruntung, bisa lolos dengan satu kata itu :")

Btw, itu dosen pengampu matkulnya adalah dosen pembimbing praktek ibadah, lho. Beliau juga dosen yang menjadi dosen penyidang (?) saat aku munaqosah skripsi ku. Entah juga ada takdir apa sama beliau. Saat sidang pun aku gugup sekali berhadapan dengannya. Sampai aku hilang fokus. Semua kata yang ingin kuutarakan buyar. Hingga sidangku tak terasa seperti sidang, seperti pengumpulan tugas di kelas. 

Setelah semua itu, akhirnya aku lulus dengan waktu yang normal bersama semua teman-teman seangkatan. Aku merasa bersyukur aku bisa melewati semua rintangan itu. Aku bangga pada diriku sendiri. Ya tentunya keberhasilanku ini juga karena orang-orang di sekitarku. Thanks kalian... ^^

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta