STOP!
Dunia menjanjikan kekayaan, dan ketenaran, kebebasan, kebebasan, kebahagiaan, dan uang. Nyatanya, dunia ini berbeda dari yang dijanjikan. Kita harus berlari begitu “pelatuk” ditarik. Berlari meski tanpa tujuan. Berlari meski tak ada apapun di sekitar kita. Harus! Jika tidak, kita akan tersalip orang. Kita akan tertinggal.
STOP! It's okay to stop at the moment in your life. Kita tidak perlu berlari
-melanjutkan apa yang kita lakukan dalam hidup- jika merasa terpaksa. Berhenti
untuk merenung. Memikirkan Kembali apa sebenarnya mimpi kita. Apa yang kita
ingin lakukan? Apa yang membuat kita bahagia? Jangan mengikuti impian orang
lain tanpa kita tahu apa impian kita sendiri. Kita harus mengejar impian kita
sendiri daripada menjalani kehidupan yang tidak kita inginkan. Masih belum bisa
menemukan mimpi? It’s okay. Nikmati momen saat ini. We just have to
be happy. Bahkan kita (masih) bisa bernapas pun itu udah suatu hal yang
patut disyukuri.
Dalam kehidupan, kita sering “meminjam” mimpi orang lain.
Pingin jadi seperti si A, dokter terkenal, lulusan univ X bla bla bla… Kita
belajar bahwa kita perlu menjadi hebat. Mimpi yang seperti itu cukup membebani.
Jika memiliki masa depan adalah satu-satunya impian yang ada, lalu apa yang
kita lakukan saat tidur? Meski berbeda, itu juga mimpi. Kita pingin punya sesuatu,
pingin makan sesuatu, atau sekedar pingin tidur dengan nyaman. Siapa bilang
mimpi harus sesuatu yang besar. Jadilah siapa pun. We deserve a life. Apapun
besar atau kecilnya, bagaimanapun juga, we are we!
Bermimpi terkadang memang menakutkan. Hanya ingin menjalani
hidup seperti biasa. Bisa bertahan hidup merupakan impian kecil. Bermimpi dan meraih
mimpi. Terlalu berat untuk ditangani. Harus hidup seperti ini, harus hidup
seperti itu. Si A umur segini udah jadi CPNS, si B sudah berkeluarga, Si C
sudah punya rumah. Hey, yang menjalani hidup itu kita. Kita yang sedang
melakukan marathon, bukan Si A, B, C, atau orang lain. Setiap orang memiliki pace
kecepatan yang berbeda.
Comments
Post a Comment