Old Love Story #7

        Tepat setelah Al selesai membayar, Shasya datang.
        “Ini, Mas, terima kasih, ya!” Seru pelayan itu.
        “Iya.” Ucap Alberth seraya mengeluarkan kartu ATM.
        “Sebenarnya itu untuk siapa sih Al?” Tanya Shasya penuh dengan rasa penasaran.
        “Kan udah aku bilang.” Ucap Alberth santai.
        “Iya, tahu, maksud aku siapa namanya?” Tanya Shasya kembali.
        “Inisialnya P. Udah cukup?” Alberth balas bertanya.
        “Oh, aku sekarang aku tahu.” Jawab Shasya. Sebenarnya Shasya kecewa karena kalung itu dibeli untuk Putri, bukan dirinya. Tetapi ia juga tidak tahu mengapa hatinya begitu sakit ketika tahu bahwa Alberth sedang dekat dengan cewek lain selain dirinya.
        “Ya udah, tapi kamu jangan bilang-bilang ya, sama orangnya!” Pinta Alberth.
        “Ya, deh.” Jawab Shasya.
        “Ketemuan lagi kan jam 19.00, masih ada waktu 2 jam lagi nih! Kita mau ngapain dulu, ya, Shas?” Tanya Alberth.
        “Mmmm . . . ngapain ya . . . gimana kalau kita ke cake shop aja!” Seru Shasya.
        “Boleh juga, tuh! Sini biar kamu aku gendong, ya!” Jawab Alberth.
        “Ih, apa-apaan sih kamu! Malu tahu! Marah ni!” Ancam Shasya.
        “Ya udah dech, maaf. Tapi jangan marah lagi, ya!” Alberth meminta maaf.
        “Ya, dech.” Jawab Shasya mengabulkan permintamaafan Alberth.
        Setelah mereka berjalan beberapa menit, akhirnya sampai ke tempat yang mereka tuju.
        “Kamu mau pesan apa? Aku yang traktir dech! Tadi kan aku barusan beli hadiah buat cewekku, sekarang aku mau kasih hadiah buat sahabat aku. Apa pun yang kamu mau pasti aku yang bayar dech.” Ujar Alberth.
        “Oke, kalau gitu aku mau kalung yang sama kayak yang kamu beli untuk Putri, nggak dech bercanda. Sebagai sahabat aku cuma mau yang terbaik untuk kamu, udah itu aja kok. Aku nggak mau melihat hati kamu terluka lagi karena seorang cewek. Karena jika kamu sakit, aku juga pasti akan merasa sakit. [ Waktu di Alberth masih di Ausey, dia pernah pacaran sama seorang cewek bernama Kartika, Alberth cintaaaaa banget sama Kartika. Kedua orang tua mereka juga  udah saling kenal, pokoknya serius banget dech. Tanpa sepengetahuannya, Kartika mengidap penyakit kanker sejak lahir, dan meninggla dunia. Hati Alberth sangat terpukul dan tidak bisa menerima kenyataan itu. Hingga ketika dia tahu Shasya sahabatnya juga mengidap penyakit kanker, dia tidak ingin yang terjadi pada Kartika juga terjadi pada Shasya sahabat sekaligus adik yang sangat dia sayangi. Oleh sebab itu, ia selalu berusaha untuk menuruti semua yang diinginkannya. ] “ Shasya mengingatkan Alberth.
        “Aku senang kamu care sama aku, tapi aku mohon kamu jangan pernah ungkit maslah itu lagi, ya? Please. Udah, sekarang kamu mau pesan apa?” Tanya Alberth.
        “Hehe, iya. Hm aku mau cheesecake deh. Mama kan suka cheesecake.” Jawab Shasya.
        “Kamu tuh perhatian banget, sih. Aku aja yang anaknya nggak sampai segitunya. Beruntung deh orang yang bakal jadi pacar kamu!” Goda Alberth.
        “Makasih, kamu bikin aku ge-er aja deh!” Ucap Shasya.
        “Mbak, pesan cheesecake satu, ya!” Pinta Alberth pada salah seorang pelayan toko.
        “Ini mas pesanannya, semuanya jadi Rp. 70.000,-“ Kata pelayan itu dengan rama.
        “Ini uangnya, Mbak.” Kta ALberth seraya mengeluarkan selembar uang Rp. 50.000 dan selambar uang Rp. 20.000, lalu memberikan uang itu kepada pelayan tadi.
        Pelayan itu mengambil uang yang diberikan Alberth dan mengucapkan terima kasih. Shasya melihat jam tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 15.00. Shasya memberi tahu Alberth dan segera menuju mobil sambil berlari-lari kecil. Benar saja ketiga temannya itu sudah menunggu mereka di depan parkiran mobil.
        “Kalian dari mana aja sih! Bilang sendiri kumpul jam 3 di tempat ini, tapi kok kalian sendiri sih yang telat!” Bentak Zizie.
        “Yah, maafin kita, deh. Al sih, kelamaan milih-milih, upz . . . “ hampir aja Shasya membocorkan rahasia Alberth.
        “Udah-udah jangan berantem lagi. Malu tahu diliatin banyak orang.” Ujar Putri mengingatkan kedua sahabatnya.

        “Iya, benar apa dengan apa yang dibilang Putri. Mendingan, kita pulang aja, yuk!” Ajak Yudha. Zizie memaafkan Alberth dan juga Shasya. Dan Akhirnya mereka semua pulang, mereka diantar oleh Alberth sampai ke rumah mereka masing-masing. Sesampainya di rumah, Mama Belinda menunggu mereka. 
×××

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta