Old Love Story #3

         Sesampainya di bandara. “Duh, penuh banget sih, Shasya yang mana, ya? Mama nggak kasih tau ciri-cirinya lagi!” Keluh Alberth, akhinya Alberth menelpon mamanya, “Halo, Mama?” “Ya, Al, ada apa lagi?” Tanya Mama. “Shasya itu yang kayak gimana?” Tanya Alberth kembali. “Oh, iya Mama lupa. Dia pakai baju warna Putih volkadot, dan memakai bondu Hitam.” Jawab Mama. “Oh, ya udah, makasih, ya, Ma!” Alberth mematikan HP-nya. Tiba-tiba seorang cewek menabraknya. “Aduh!” Teriak Alberth. “Eh, sorry, ya.” Ucap cewek itu dengan lembut, tampaknya ia lagi sibuk mencari seseorang. “Iya, nggak apa-apa kok.” Jawab Alberth, matanya terus melihat ke cewek itu, “Eh, tunggu bentar, kamu, Shasya?” Tanya Alberth. “Iya.” Jawab cewek itu dengan polos. “Tadi, Mama nyuruh aku untuk jemput kamu di bandara. Sini, aku bawain barang-barangnya.” Ujar Alberth.
        Di perjalanan, “Eh, dari tadi kita udah ngobrol, tapi nama pun belum tahu, kenalin aku Shasya.” Cewek itu memperkenalkan diri. “Oh, iya, aku Alberth.” Jawab Alberth. Shasya meminta Alberth untuk mengantarkannya ke Restaurant Sea Food di kawasan Puncak. [Sebelumnya mama bilang sama Alberth jika Shasya meminta apapun, harus dipenuhinya, tidak boleh menolaknya, itu yang membuatnya tambah penasaran tentang siapa Shasya itu dan ada hubungan apa sama mama,] akhirnya ia menuruti saja apa yang diingankan Shasya.
        Sesampainya di Restaurant Sea Food, seorang pelayannya langsung menghampiri mereka.
        “Pesan Cumi bumbu Asam Manis 2, minumnya Milkshake Strawberry-nya 1 sama Milkshake Cokelatnya 1 ya, Mbak!” Pinta Shasya. Alberth terkejut karena Shasya tahu makanan dan minuman kesukaanya. “Al, kamu kenapa?” Tanya Shasya. “Ng . . nggak kenapa-kenapa kok! Kamu kok tahu makanan sama minuman kesukaan aku sih?” Tanya Albert heran. “Mmm, kata batinku bilang kamu tuh suka semua itu, gini, kamu tuh mirip sama sahabat kecil aku dulu waktu di Ausey, keluarga kita tuh dekeeet banget, tapi tepat di ulang tahunku yang ke-13, dia dan keluarganya pindah ke Indo, setelah itu aku nggak nerima kabar lagi dari dia. Eh, maaf ya udah cerita tentang masa kecil aku, dari situ aku pikir, mungkin kamu juga suka Cumi bumbu Asam Manis dan juga milkshake cokelat.” Ujar Shasya. Sebenarnya Alberth juga berpikiran kalau Shasya itu mirip sahabat di masa kecilnya itu.
        “Ini 2 Cumi bumbu Asam Manis, dan 1 Milkshake Strawberry, serta 1 Milkshake Cokelatnya.” 2 orang pelayan mengantarkan makanan ke meja mereka. “Iya, makasih ya mba.” Ucap Alberth. Mereka menyantap makanan mereka masing-masing. Setelah itu mereka pergi menuju rumah Alberth.

        Mama menyambut kedatangan Shasya dengan hangat. “Jadi, Melinda itu Tante?” Tanya Shasya. “Yaiyalah, memang siapa lagi?” Tanya Mama Belinda. Alberth yang melihat mereka berdua bingung, “Kalian udah saling kenal?” “Iya, berarti dari tadi yang aku pikirin tuh bener dong, ya ampun, harusnya aku tahu dong kalau Al ini Tappei!” Ujar Shasya. “Jadi, kamu Miiko, iya, kamu beda banget!” Timpal Alberth. Akhirnya rasa penasaran Alberth terbayarkan, [pantas saja mama bilang harus memenuhi semua yang diinginkan Shasya, (padahal Shasya bukan anak yang manja) karena dia sendiri pun menganggap Shasya sebagai adik kandung sendiri, apalagi ketika Alberth tahu kalau Shasya mengidap penyakit Anemia, dia juga telah berjanji akan selalu memenuhi semua yang diinginkan Shasya. Sebenarnya mereka berdua itu dijodohkan, keduanya sudah mengetahui hal ini. Shasya juga punya seorang kakak cowok bernama Kevin, sekarang kakaknya lagi kuliah di Amrik.] “Yang jelas lebih cantikan? Ya sudah, nanti kamar Shasya di atas, sebelah kamar Alberth, ya! Dan 1 lagi, nggak usah panggil Tante ya, panggil Mama saja! Kalian bernostalgia saja dulu, ya! Mama mau bantu-bantu mbok Iyem di dapur.” Ucap Mama Melinda. “Iya Ma.” Ucap mereka berdua.
×××

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta