Old Love Story #15

       “Putri, nggak usah basa-basi lagi, deh. Sebenarnya aku suka sama kamu sejak pertama kali kita bertemu. Kamu mau nggak jadi cewek aku? Kalau kamu mau, kamu pokai kalung liontin ini, tapi, kalau kamu nolak aku, kamu boleh buang kalung itu.” Tanya Alberth penuh dengan keberanian dan mengeluarkan kalung dari kotak perhiasaan itu dan memberikannya pada Putri.
        “Mmmm . . . gimana ya, kayaknya itu semua akan susah untuk diwujudkan, deh.” Jawab Putri dengan lirih.
        “Tapi kenapa?” Tanya Alberth tak percaya mendengar yang baru saja Putri ucapkan.
        “Sebenarnya, aku juga suka sama kamu, tapi . . . kayaknya kamu salah orang, deh. Kamu jauh lebih mencintai Shasya, begitu pun dengan Shasya. Cinta itu rela ngelakuin aja asalkan orang yang dicintainya bahagia, kita nggak boleh egois, memikirkan cinta kita sendiri, tapi lihat orang yang kamu cintai, bahagia nggak? Aku suka perhatiin kamu sama Shasya, kalian tuh sebenarnya saling cinta. Dan aku nggak mau jadi penghalang di antara kalian berdua.” Putri menjelaskan.
        “Tapi, aku anggep Shasya itu cuma sebatas sahabat kalau lebih, paling cuma sebatas hubungan adik kakak aja, nggak lebih, memang keluarga kami sepat menjodohkan aku dan dia, tapi aku nggak cinta sama dia. Apalagi sewaktu aku tahu dia mengidap penyakit Anemia, aku kasian sama dia, dia itu mengingatklan aku sama pacar aku waktu di Ausey dulu. Udah kok, cuma sebatas itu, nggak lebih.” Ujar Alberth berusaha membantah.
        ”Kalau gitu, kamu sudah membohongi hati kamu sendiri. Al, kamu kasian sama Shasya itu karena kamu sayang sama dia, apalagi ketika kamu tahu Shasya mengidap penyakit Anemia yang mengingatkan kamu pada pacar kamu. Intinya, karena Shasya mirip sama pacar kamu itu, kamu sayang sama Shasya, kamu berusaha untuk ngejagain dia sebaik mungkin, agar dia tidak mengalami hal yang sama dengan pacar kamu itu.  Itu tuh sama aja sama kamu cinta, kamu tuh cinta sama Shasya. Kamu tuh sayang banget sama Shasya. Kamu nggak mau kan melihat hatinya terluka karena disakiti. Itu semua tuh udah jelas. Kamu itu cinta sama Shasya. Apalagi waktu Shasya dekat dan hampir jadian sama Ragil, kamu cemburu kan? Shasya juga cemburu waktu tahu kamu suka sama aku. Aku juga mau minta maaf karena telah membuat hubungan kalian jadi renggang. Tapi aku janji bakalan mendekatkan hubungan kalian lagi.” Ujar Putri.
        Shasya yang melihat semua itu dengan jelas, hanya bisa menangis. Ingin rasanya dia berteriak sekerasnya. Hingga akhirnya dia ingin berlari, tanpa disadarinya ia menginjak sebuah batu dan terpeleset. “Awwww!” Shasya reflek berteriak kesakitan. Ia mencoba bangun dan melarikan diri, namun tidak bisa. Kakinya terkilir. Alberth dan Putri yang mendengar suara itu langsung mencari sumber suara itu.

        “Shasya!” Teriak Alberth.

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta