Love Story #2 (pt. 3)

Sungguh kejadian itu awal yang bagus untukku. Aku berharap hari-hari berikutnya akan lebih banyak kebahagiaan. Minggu-minggu ini aku suka sekali memperhatikan Rio, ternyata Rio itu mirip Eguchi Tappei deh. Eguchi Tappei adalah sesosok tokoh yang aku suka di miiko, ia sangat keren, dingin, namun baik, selalu ada kapan pun saat miiko butuh. Dia suka memakai kaus, suka memakai jaket atau pun sweater.Begitu pun Rio, ia suka memakai sweater. Dia sangat keren ketika memakai jaket, mirip Tappei. Sangat mirip. Tubuhnya juga atletis.
 Selama itu pun aku mencoba menahan diriku, aku takut gerak-gerikku membuatnya curiga, dan aku takut jika dia tahu aku suka padanya, aku takut dia menjauhiku, seperti kejadian kemarin dengan Kevin. Aku takut. Oleh karena itu aku tidak menanyakan atau pun meminta nomer handphonenya. Namun aku berharap suatu hari dia meminta nomer handphoneku atau bahkan dia dulu yang mengirim pesan padaku.
Impianku menjadi kenyataan, malam ini aku mendapat pesan dari sebuah nomor yang berisi “Weh, koki! Besok da pr apa aja nih?”. Koki? Hah? Teman yang manggil aku dengan sebutan ini kan cuma Rio. Ia manggil aku kayak gitu karena katanya pipi aku mirip ikan koki.  Apa benar ini nomer Rio? Aku yakin, ini pasti nomer Rio. Tanpa sadar aku lompat kegirangan.
Gila. Indahnya cinta. Hanya karena mendapat pesan dari orang yang disukai saja bisa buatku lompat kegirangan, serta melayang seperti ini. Gimana kalau dia jadi pacar aku? Hmm… Aku pun langsung membalas pesannya, “Matematika, buku cetak hal 181 no.1-5.” Jawabku  serinci mungkin.
Tak lama handphone-ku bergetar, satu pesan masuk lagi darinya, “Eh, nggak ngerti tw, blajar yg bener, trus nnti buku ctetan kmu aku pnjem ya. Ajarin aku juga.”
Aku pun segera membalas lagi, “Huh, ia bawel. Dasar, nyuruh seenaknya aja.” Meskipun kesal namun sebenarnya aku senang.
Tak terasa sudah menginjak 2 bulan aku dekat dengan Rio dan hamper setiap hari kami saling kirim pesan. Aku pun mulai mengerti sifat-sifatnya, dia memang cukup bawel, selalu menyuruh orang seenaknya saja. Namun sebenarnya ia anak yang baik. Ketika teman yang lainnya membenci Nicky, ia tetap bergaul dengannya. Katanya sih mereka memang sudah menjadi sohib sejak mereka duduk di sekolah dasar. Kini, mereka tidak hanya berdua, tetapi bertiga denganku, hahaha. Tiga serangkai, itulah julukan orang-orang pada kami.

Kehadirannya membuatku menjadi gadis yang lebih bersemangat, Radit pun ikutan comment katanya aku sekarang sudah menjadi gadis yang nakal, sekarang aku suka menjahili orang. Aku pun jadi lebih giat dalam belajar. Aku ingin bisa diandalkan olehnya, maka dari itu, aku selalu berusaha semaksimal mungkin.

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta