Love Story #1 (pt. 3)
“Kamu sudah mulai dekat dengan anak laki-laki itu. Setelah itu, kamu pun akan mulai merasakan sesuatu yang belum pernah kamu rasakan sebelumnya. Perasaan yang mebuatmu berdebar saat berada di sampingnya. Perasaan yang membuatmu bahagia. Namun, suatu saat perasaan itu mulai berubah, dan begitu amat membuatmu menderita.”
“Siapa kamu?” Tanya Chieri.
“Siapa laki-laki yang kamu maksud?”
“Aku tidak tahu pasti laki-laki itu. Hanya kamu yang dapat mengetahui dengan pasti siapa laki-laki itu.”
“Tunggu! Tunggu! Tunggu! Siapa kamu?!” Kring…. Kring… Kring… Bunyi Alarm jam wekker membuatnya terbangun dari mimpi tidur indahnya. Lho…? Jadi, tadi itu… hanya mimpi??? Tanyanya dalam hati.
“Chieri! Bangun! Sudah sian ini!” Baru bangun tidur saja, Chieri sudah diomeli bunda.
“Ia Bun..” Jawabnya pelan.
Beberapa menit pun berlalu. Kini ia telah berganti baju, dandanannya pun sudah agak rapih. Lalu ia mengambil sebuah buku pelajaran yang hari ini akan di ulangan-kan. Matanya memang menatap buku itu, namun pikirannya melayang entah kemana. Ia masih saja memikirkan kejadian yang beberapa hari ini ia alami dan kejadian mimpi itu. Setiap ia memikirkan hal itu, tiba-tiba ia teringat oleh Kevin. Ia tak tahu entah kenapa Setiap kali ia memkirkah hal itu, sosok Kevin lah yang nampak di benaknya.
Jam sudah menunjukkan pukul 06.15. Ia panik dan segera memakai seragam serta merapihkan diri. Ia hanya meminum segelas susu putih yang disiapkan bunda. Lalu ia bergegas memakai sepatu kemudian berlari kecil menuju pagar rumah. Di luar, ayah telah siap-siap menyalakan mobil. Chieri langsung masuk mobil, dan beberapa detik setelah itu, mobil yang dikendarai ayah pun langsung pergi menghilang dari pandangan.
ÙÙÙ
Sesampainya di sekolah.
Huft.. Hampir saja telat. Ucapnya dalam hati.
“Chieri, tunggu!” Tiba-tiba saja seorang anak laki-laki berteriak menghentikan langkahnya. Suara ini… Kayaknya aku tau ini suara siapa.. Pikirnya dalam hati. Dan benar saja, itu adalah suara Kevin.
“Hey… Pagi.” Ucap Chieri riang.
“Pagi! Eh, Udah belajar Kimia belum?” Tanya Kevin memulai pembicaraan.
“Mmm.. Baru dikit. Kira-kira ulangannya bakal susah nggak, ia?” Keluh Chieri.
“Haha.. tenang aja lagi.” Kevin mencoba menenangkan Chieri.
“Tenang.. tenang.. mana bisa tenang?” Lagi-lagi Chieri mengeluh.
“Kalau ada yang nggak ngerti, Tanya aja sama aku. Entar Aku ajari, deh.” Kevin mencoba menenangkan.
“Bener, ia? Awas, kalo boong?” Tanya Chieri.
“Ia.. bener..” Kevin mencoba meyakinkan.
“Khm! Khm! Ciiiye… ciiiyyyyeeee yang jalan berdua..” Goda Rifki dan Dimas.
“Ih.. apaan, sih!” Ucap Kevin dan Chieri kompak. Lalu mereka segera berjalan menuju tempat duduknya masing-masing.
Keisha yang melihat kejadian itu, langsung menghampiri Chieri. “Khm… tuh, kan. Kamu beneran suka, ia?”
“Ih, Keisha. Udah, deh. Males, ah. Jangan-jangan, kamu cemburu, ia?” Chieri balik nanya.
“Cih! Ga, deh.. Kan kata kamu, dia banci. Masa aku suka sama orang banci, sih?” Jawab Keisha.
Ketika mereka sedang asyik mengobrol, tiba-tiba Kevin datang dan nggak sengaja mendengar obrolan mereka, “Siapa yang banci?!” bentak Kevin.
“Kevin???” Keisha dan Chieri panik, mereka bingung mau mengatakan apa.
“Siapa yang banci?!” bentak Kevin sekali lagi.
“Kevin.. Maaf, ia? Kita kan cuma bercanda. Maafin kita, ia? Abis kamu sering…” belum sempat Chieri menjelaskan semuanya, Kevin langsung memotong, “Nggak! Enak aja ngomongin orang Banci!!!” Bentak Kevin.
Keisha menganggap ini masalah sepele, tetapi tidak dengan Chieri. Chieri yang mulai sadar bahwa ternyata laki-laki yang selama ini ia cari adalah Kevin, dan sedikit demi sedikit, rasa Cinta itu pun mulai tumbuh di hati Chieri. Kini, Chieri hanya bisa pasrah. Tak terasa, air matanya pun mulai jatuh dan membasahi pipinya yang chubby.
“Kevin! Kamu, kok gitu , sih?! Kita kan cuma bercanda. Masa gitu aja marah, si?” Bentak Keisha, tak terima kalau sahabatnya, Chieri diperlakukan seperti itu.
Kevin tidak menjawab sedikit pun. Ia hanya terdiam. Lalu ia berlari ke luar kelas. Sepertinya ia ingin menenangkan emosinya.
Di kelas Chieri hanya duduk terdiam lemas. Air matanya masih mengalir. Keisha mecoba menenangkan, “Chieri.. Udah, dong, jangan nangis terus, masa kamu nangis Cuma gara-gara hal sepele kaya gini, si? Lagian ini bukan salah kamu, kok, Kevin yang salah, Kalau dia nggak ngerasa banci, dia harusnya diem dan nggak nganggep serius masalah ini.”
“Hu.. Hu.. Tapi Keish, aku takut dia marah dan nggak mau maafin aku, aku takut kalau dia nggak mau temenan lagi ma aku.” Ujar Chieri.
“Udah, tenang, aja. Nggak kan da apa-apa, kok. Percaya, deh sama aku.” Keisha kembali menenangkan Chieri.
ÙÙÙ
Comments
Post a Comment