Love Story #1 (pt. 2)
Lagi-lagi Chieri melamun. Ia masih memikirkan ucapan peramal yang tak sengaja ia temui di jalan pulang menuju rumahnya. Peramal itu berkata bahwa dalam waktu dekat ini Chieri akan dekat dengan seorang anak laki-laki yang sebaya dengannya. Namun kedekatan itu tak lebih hanyalah sebatas teman. Peramal itu pun berkata bahwa anak laki-laki itu memiliki tubuh yang tinggi dengan kulit yang berwarna hitam manis.
Lalu dari lamunannya, tiba-tiba ia membayangkan wajah Kevin, ia membandingkan Kevin dengan sosok laki-laki yang diucapkan peramal itu. Memang, Kevin mirip dengan laki-laki itu. Namun, Chiri bingung, jika laki-laki itu benar Kevin, ia tidak mempunyai perasaan apa-apa.
Hingga akhirnya ia berpikir untuk kembali menemui peramal itu. Ia mencoba kembali mengingat-ingat di mana ia dulu pernah bertemu dengan peramal itu. Setelah ingat, ia mencoba menuju tempat itu. Tapi, di tempat itu tidak ada seorang pun. Bahkan tempat itu kini berubah menjadi Toko Buku. Akhirnya Chieri pulang dengan tangan kosong.
Tiba-tiba Keisha datang dan menepuk pundaknya, ”Hei!” seru Keisha. Chieri yang terkejut dengan kedatangan Keisha membuat ia terbangun dari lamunan. “Keisha?!”
“Tuh, kan… lagi-lagi kamu melamun.” Ucap Keisha.
“Nggak, ko.” Bantah Chieri.
“Kalau aku sering perhatiin, sih. Kok, akhir-akhir ini, kamu sering melamun, sih? Kamu lagi ada pikiran , ia?” Tanya Keisha curiga.
“Hah? Jadi, kamu sering perhatiin aku, ia?” Chieri mencoba nge-les.
“Ih, ge-er nya mulai, kan. Ayo, mikirin apa?” Tanya Keisha kembali.
“Nggak, kok. Aku nggak mikirin apa-apa.” Jawab Chieri.
“Eh, kamu naksir Kevin, ia?” Tanya Keisha.
Pertanyaan Keisha membuat Chieri kaget. “Apa?! Aku suka ma Kevin? Ngarang kamu! Tau dari mana, aku suka ma Kevin? Dia kan banci..” Bantah Chieri.
“Hayo..? Ngaku aja.. Aku sering banget perhatiin kamu. Kamu tuh kayaknya deket banget ma Kevin. Terus, kamu juga sering banget ngabulin permintaan Kevin.” Ujar Keisha.
“Tuh, kan.. lagi-lagi kamu perhatiin aku. Ih, kamu naksir, ia ama aku?” Bantah Chieri sembari nge-les.
“Ih, sorry , ia. Aku masih normal tau.” Jawab Keisha.
Tak terasa mereka telah berjalan lama, akhirnya mereka harus berpisah di perempatan karena arah pulang menuju rumah mereka berbeda.
“Eh, nggak kerasa, tahu-tahu kita sudah sampai di sini aja, ia.” Ucap Chieri.
“Ia.” Jawab Keisha.
“Em.. ia udah, deh. Babay... “ Ucap Chieri.
“Ia.. Nyebrang-nya hati-hati, ia! Dan jangan ngelamun lagi!” Pesan Keisha pada Chieri.
“ih… Keisha… Aku nggak ngelamun, kok. Ia udah lah.” Jawab Chieri seraya menyeberangi jalan.
ÙÙÙ
Sesampainya di rumah, Chieri langsung melempar tasnya ke meja dan segera merebahkan badannya ke kasur. Huuuh… Cape banget keluhnya. Belum lama ia bermalas-malasan, terdengar teriakan bunda yang membangunkannya. “Chieri! Chieri!”
“Heuh.. Ia, ada apa apa Bun?” Tanyanya.
“Sudah mandi belum?” Tanya Bunda yang diikuti dengan gelengan kepala Chieri. “Ck.. Ck.. Ck.. Kamu ini, anak gadis, tapi kok jorok banget sih..” Lagi-lagi Bunda mengomel.
Tanpa berlama-lama lagi, Chieri langsung bangun dari kasur dan langsung menuju ke kamar mandi, mengambil handuk dan kemudian mandi untuk menyegarkan badan.
ÙÙÙ
Comments
Post a Comment