Love Story #1 (pt. 13)

          Pada saat pelajaran Kimia, siswa-siswi dibentuk menjadi beberapa kelompok. Kebetulan, Chieri satu kelompok dengan Kevin. Ternyata, tidak hanya dalam pelajaran Kimia saja, hampir setiap mata pelajaran, Chieri dan Kevin selalu satu kelompok. Ketika itu, ada tugas kelompok Biologi, siswa-siswi ditugaskan untuk meneliti perkembangan bakteri. Lalu, mereka harus membuat laporan dari praktikum tersebut.
            “Kevin, kapan kita mau kerja kelompok?” Tanya Chieri.
            Namun Kevin tidak menjawab, ia malah memalingkan muka lalu berpura-pura tidak mendengar Chieri.
           Sekarang adalah waktu tersulit bagi Chieri. Meskipun Chieri dan Kevin satu kelas, tapi mereka tidak seakrab dulu. Kevin dekat dengan semua cewek yang ada di kelas, tiap istirahat mau pun pelajaran kosong, selalu saja ia dikerumuni cewek-cewek. Chieri selalu memperhatikan sikap Kevin yang kian hari kian berubah. Kevin semakin dingin dengan Chieri. Segala cara yang bisa menghubungkannya dengan Kevin, telah ia coba, namun tetap saja Kevin tidak membalas semua pesan Chieri. Keisha dan Chieri pun jarang bertemu, curhat, bahkan pulang bareng. Chieri benar-benar sedih bila mengingat semua ini. Namun, ada Radit yang selalu bisa menenangkannya. Alhasil, Chieri pun lebih akrab dengan Radit daripada sama Kevin mau pun Keisha.
            Saat Ekskul pun, (mereka mengikuti ekskul yang sama yaitu Jurnalist ‘n Broadcast) Chieri lebih sering dicuekkin sama Kevin dan Keisha. Keisha yang sibuk dengan teman barunya ia juga sangat berambisi untuk bisa menjadi ketua. Kevin juga nampaknya senang dengan segala yang dilakukan Keisha.
            Hingga suatu saat, pikiran Chieri sudah dipenuhi dengan segala masalah yang terjadi. Chieri pun akhirnya memutuskan untuk bertanya langsung pada Kevin. Tekadnya sudah bulat, pulang sekolah nanti ia mau menanyakannya pada Kevin.
            Saat pulang sekolah, Chieri mendekati Kevin, “Kevin. Ada waktu nggak?” Tanyanya.
            “Ada, emang kenapa?” Tanya Kevin.
            “Hmm.. Aku mau nanya sama kamu, kamu marah ya sama aku?” Tanya Chieri.
            “Nggak, kok.” Jawabnya singkat.
            “Tapi kenapa kamu nggak bales semua pesan aku?” Tanya Chieri lagi.
            “Woy, Kamu tuh lebai banget, sih?! Aku tuh nggak marah nggak apa ma kamu.” Jawab Kevin dengan nada agak tinggi karena ia mulai kesal.
            “Tapi aku lihat kemarin kamu bales kok, pesan-pesan orang. Giliran aku yang kirim, kamu nggak bales, kenapa?” Tanya Chieri.
            “Terserah aku! Suka-suka aku, mau bales, mau nggak.” Bentak Kevin seraya meninggalkan Chieri. Chieri tidak menyangka Kevin akan berkata seperti itu padanya. Tak terasa, matanya memerah, seketika air matanya jatuh setetes demi setetes.
            “Aku udah nggak kuat sama semua ini, aku nggak mau mendam rasa ini lebih lama lagi. Aku suka sama kamu, Vin!”
          Kevin kaget ia tidak dapat berkata-kata karena bingung ia akhirnya memutuskan meninggalkan Chieri.M elihat Kevin keluar kelas dengan muka kesal, Radit bergegas masuk ke dalam kelas karena ia  tahu pasti sesuatu telah terjadi di dalam kelas. Dan benar saja, di dalam kelas ia mendapati sahabatnya Chieri telah bercucuran air mata. Ia menghampiri Chieri, lalu memeluknya seraya berkata, “Udah lah Cher. Mungkin ini yang terbaik buat Chery dan Kev, jadi Chery nggak boleh nangis. Ya?” Chieri tidak menjawab, hanya suara tangisannya yang masih terdengar. “Chery, udah, dong, nggak usah nangis lagi. Kamu rela-relain nangis cuma demi cowok yang udah nyakitin kamu?”
            “Adit nggak boleh ngomong gitu, gimana pun juga, Kev adalah cowok yang pertama kali membuat Chieri merasakan apa itu cinta.” Ujar Chieri.
            “Tapi Cher, tetep aja, dia itu udah bikin sakit hati kamu.” Ucap Radit.
            “Ya udah, lah. Adit, Chery mau pulang, Chery capek.” Pinta Chieri.
            “Iya, deh.” Jawab Radit.
            Akhirnya Radit mengantarkan Chieri pulang.
            “Makasih, ya, Dit.” Ucap Chieri.
            “Iya, Chery. Kamu jangan sedih lagi dong! Senyum!” Pinta Radit.
            “Ih, apaan,  sih?” Jawab Chieri yang akhirnya tersenyum. “Udah gih, sana kamu pulang! Hati-hati, ya!”
            “Iya cantik. Aku pulang dulu, ya!” Radit pamit pulang.
ÙÙÙ
            

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta