Love Story #1 (pt. 12)

           Liburan semester kali ini, Chieri nggak begitu bosan. Karena, Bunda ma Ayah berencana untuk liburan ke Puncak, Bogor. Di sana mereka mempunyai Villa. Ini semua Ayah lakukan sebagai tanda selamat pada Chieri yang berhasil meraih peringkat 3 besar. Nggak cuma Chieri seorang, Rei adik Chieri pun berhasil merai peringkat pertama di kelasnya. Sekarang Rei juga mulai beranjak dewasa, sebentar lagi ia akan mengikuti seleksi calon siswa baru di SMP yang sama dengan Chieri dulu.
            Tak terasa mereka telah menghabiskan waktu hampir seminggu di sana. Kini waktunya bagi mereka untuk kembali ke rutinitas masing-masing. Ayah sibuk di kantor, Bunda juga sibuk di kantor, Rei menghadapi segudan tes seleksi murid baru, dan Chieri tentu saja sibuk dengan urusan sekolah.
ÙÙÙ
            “UKK berhasil aku lewati dengan baik, hingga saat pembagian rapor pun, aku dapat  kabar baik. Semoga hari ini juga aku mendengar kabar baik pula.” Harap Chieri pada Tuhan.
            Hari ini akan ada pembagian kelas baru. Ternyata, pembagian jurusan itu berdasarkan minat masing-masing, jadi nggak dilihat sesuai bakat. Pengumumannya tidak diumumkan, namun di setiap kelas XI ditempelkan selembar kertas yang berisikan nama siswa-siswi yang akan masuk di kelas itu.
            “Chieri!” Sapa Keisha.
            “Keis… ada apa?” Tanya Chieri.
            “Iah, kita jadi misah, dong. Kamu kan IPA, aku IPS.” Ucap Keisha lirih.
            “Iya, ya. Eh, semoga kita masih bisa ketemu en pulang bareng, yah pokoknya bisa tetap deket kaya gini, deh.” Ujar Chieri. Yang dijwab dengan anggukan tanda setuju dari Keisha.
            “Iya udah, deh. Aku mau cari kelas aku dulu, iya!” Ucap Keisha seraya meninggalkan Chieri.
            Setelah Keisha pergi, Chieri melihat Radit diantara kerumunan orang, ia pun memanggi Radit. “Adit!” teriaknya.
            “Chieri.. Kamu udah tahu belum, masuk kelas IPA berapa?” Tanya Radit.
            “Belum, ni.” Jawab Chieri.
            “Mmm.. Gimana kalau kita nyari bareng?” Tanya Radit.
            “Boleh, tuh. Aku nggak Cuma cari nama aku, tapi aku bantuin nyari nama kamu juga. Begitu pun kamu.” Jawab Chieri. Tiba-tiba Kevin nongol. “Eh! Sekalian, sih. Bantuin aku juga nyari nama aku.” Pinta Kevin.
            “Heuh! Baru datang sudah bikin ribut.” Bentak Radit.
            “Ih, biasa aja, kenapa.” Jawab Kevin.
            “Udah-udah, lagi-lagi ribut. Kita cari sama-sama aja.” Ucap Chieri.
            Setelah mereka pusing-pusing mencari nama mereka, akhirnya ketemu juga. Nama mereka bertiga ternyata terdapat dalam selembar kertas yang sama. Itu artinya Radit, Chieri, dan Kevin itu satu kelas. “Ya ampun. Aku satu kelas sama Kevin. Gimana ini? Aku senang, tapi aku juga takut. Kalau gini jadinya, gimana aku mau bisa lupain Kevin?” Keluh Chieri dalam hati.
            “Cher! Kamu ma dia satu kelas?!” Bisik Radit pada Chieri.
            “Iya. Gimana aku mau bisa lupain dia coba?” Tanya Chieri.
            “Haha.. Jodoh kali.” Ucap Radit.
            Kevin yang melihat mereka berdua sedang bisik-bisik jadi kege-er-an, “Heh! Kalian tuh bisik-bisik aja. Ngomongin aku, ya?”
            “Cih, enak aja.” Jawab mereka serempak.
            “Eh, masuk ke kelas, yuk! Kita lihat kelas baru kita.” Ajak Kevin.
            “Ayo! Eh, duduk nya kan sendiri-sendiri. Radit, Aku sebelah kamu, dong.” Pinta Chieri.
            “Iiih.. Curang.” Keluh Kevin.
            “Boleh kok.” Jawab Radit pada Chieri. “Curang apanya?” Tanyanya pada Kevin.
            “Ih, iya udah lah. Masuk, yu?!” Ajak Kevin lagi.
            Lalu mereka masuk kelas baru mereka. Oh, iya! Mereka dapat kelas XI IPA 1. Semoga di kelas ini beneran berisi orang-orang pintar. Mereka lalu melihat-lihat sekeliling kelas, kemudian mereka segera memilih tempat duduk. Mereka mencari tempat duduk yang kira-kira strategis.
            “Aku duduk di sini, ah!” Teriak Chieri.
            “Iya udah, aku dibelakang kamu.” Jawab Kevin, seraya meletakkan tasnya pada meja yang ada di belakang meja Chieri.
            “Adit, kamu duduk sebelah aku, iya? Please.” Pinta Chieri.
            “Mm.. boleh juga. Ya udah, aku duduk di sini aja.” Jawab Radit.
            “Haha.. Makasih Adit.” Ucap Chieri.
ÙÙÙ
            

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta