Plin Plan
“Eh, mengenai foto pembuatan album
kenangan, kelas kita kebagian hari Selasa tanggal 30 nanti.” ujar Keito, Ketua
Kelas.
“Pada pertemuan kemarin kita sudah
sepakat mengenai lokasi pemotretan yaitu di . . . . . . . mengenai kendaraan,
kalian atur aja masing-masing ya.” Lanjut Keito lagi.
“Sekarang kita bagi kelompoknya.
Kelompok 1 Keisha, Gisha, bla bla bla. Kelompok 2 Ricky, Rafka, Kanya, bla bla bla.
Kelompok 3 Pia, Rei, Keiko, Ai, Seth. Kelompok 4 Zai, Kai, Shayna, bla bla bla.”
Sementara Keito mengumumkan info
di depan kelas, Pia malah melamun, pikirannya jauh melayang kemana-mana. “Foto Album kelas XII Ipa 2 kan paling banyak
tempatnya, mana jauh lagi. Males deh.”
“Pia!” seru Keisha. Nggak ada
jawaban. Pia masih asyik dengan lamunannya sendiri.
“PIA!” seru Keisha sekali lagi
dengan suara yang agak keras.
Pia tersadar dari lamunan. “Ih,
Keisha, nggak usah teriak-teriak kali, kuping aku masih normal kok.” ujar Pia
polos.
“Normal gimana? Dari tadi tuh aku
manggil-manggil kamu.” Keluh Keisha.
“Kamu dengerin Keito nggak sih? Kamu
masuk kelompok 3, satu kelompok sama Rei lho.” tambahnya.
“Dengerin kok, oh sama Rei.” ucap Pia.
“APA?! REI?!” otak Pia bekerja lambat, ia baru tersadar beberapa menit
kemudian.
“Ih, katanya dengerin. Gimana sih?
Iya kamu sekelompok sama Rei, puas?” keluh Keisha lagi.
“Yeyeyeyeyey, asyik asyik.” Pia
berdendang riang saking girangnya.
“Nyesel aku ngasih tahu kamu.”
“Hahaha. Keisha jangan ngambek
gitu dong, itu namanya aku sama Rei itu jodoh. Kamu harus seneng dong.” ujar
Pia ngawur.
“Terserah kamu deh.”
“Asyik, bisa dong ya nebeng sama Rei. Tapi nanti kalau temen-temen liat
kita duaan, temen-temen rebut lagi, nanti Rei malah ngejauh, hwaaaa. Belum apa
kata bunda liat aku dibonceng cowok. Hm apa minta nebeng sama Ai aja kali ya.
Iya, sama Ai aja.”
To be continued . . .
Comments
Post a Comment