Ramalannya Tepat?!

       “Di bawah jari manismu ada tanda bulatan. Itu tandanya orang yang punya kegiatan seni.” Uranai meramal Mari.
          “Betul juga, aku kan suka seni lukis!” Ucap Mari.
          “Iya, Mari-chan kan calon komikus?”
          “Uranai hebat ya, bisa baca rajah tangan…” Ujar Miiko, kagum.
          “Bagaimana dengan percintaan dan perjodohanku?” Tanya Mari-chan dengan semangat.
          “Garis perjodohanmu… (licin), Itu berarti tak ada.” Jawab Uranai.
          “Tega banget!!!” Ujar Mari-chan marah karena kecewa dengan hasil ramalan Uranai.
          Tiba-tiba Kenta datang dan meminta Uranai untuk meramal nasibnya. Uranai meminta Yukko untuk mengulurkan tangannya pada Kenta. Kemudian, Kenta di suruh memilih salah satu jari tangan Yukko. Dan Kenta memilih jari telunjuk Yuuko.
          “Hihi, kalian berdua masih malu-malu, ya?” Tanya Uranai.
          “Eh?!” Pertanyaan uranai tadi membuat yang lainnya bingung.
          “Apa maksudmu Uranai?!” Kenta balik nanya.
          “Begini, lho! Tiap Jari mewakili perasaan manusia.” Uranai menjelaskan. Jari kelingking berarti benci, jari manis berarti tidak begitu suka, jari tengah itu biasa saja, telunjuk itu suka, sedangkan ibu jari itu berarti cinta!
          “Ibu jari berarti “cinta” telunjuk artinya “suka.” Lanjut Uranai.
          “A.. Aku “cinta”, kok! Aku malu untuk pilih ibu jarimu, yukko! Yakinilah pada perasaanku!” Ujar Kenta sambil beteriak.
          “Terima kasih, Kenta….” Ucap Yukko.
          “Oh, ibu jari ya… aku mengerti…”
          “Aku juga mau coba, ah!” Ucap Miiko.
          Tiba-tiba Tappei datang untuk mengajak Kenta pulang dan menanyakan ada apa ribut-ribut. Kedatangan Tappei disambut hangat oleh Miiko. Dengan spontan, ia langsung mempraktikan apa yang Kenta lakukan, pada Tappei.
          “Tappei, coba pilih salah satu jariku!” Pinta Miiko.
          “Wah, Miiko berani sekali” Yukko dan semua yang melihatnya terkagum-kagum.
          “Kenapa, sih?” Tappei balik nanya.
          “Udah, pilih aja satu!” Ucap Miiko.
          “Cerewet, ah…” Tappei menggerutu.
          Kemudian Tappei spontan memilih ibu jari Miiko. Miiko kaget. Ia dan teman-teman kaget tak percaya Tappei bakal memilih ibu jari Miiko. Miiko tak dapat berkata-kata. Ada yang diam tak percaya, ada yang senang, “Suit.. suit..” Kenta. Melihat ekspresi teman-temanya, Tappei bingung."A.. apa, sih?!" tanyannya penasaran.
         "Tappei hebat! Aku kalah, lho!" Puji Kenta, yang malah membuat Tappei semakin bingung.
         "Apa... Apa maksudmu, hah!" Tanya Tappei lagi.
         "Jari tengah artinya "BIASA", jari telunjuk "SUKA", kalau ibu jari "CINTA"! Ujar Kenta menjelaskan.
         "I... Ini cuma main - main, kan?" Ucap Miiko.
         "...... A... pa.... mak..." Tappei diam, mukanya tampak memerah.
         "Tappei nggak bisa ngomong." Celetuk Kenta.
         "Aku nggak mau megang jari kelingkingnya, kan biasa dipakai ngupil!" Tappei berusaha menjelaskan.
         "Bohong! Ngupil kan pakai telunjuk!" Bantah Miiko tidak terima dengan pernyataan Tappei. "Aku nggak mau main ramalan lagi!"
         "Ya, pasti meleset!" Tambah Tappei.
         Mendengar Miiko dan Tappei berkata seperti itu, Uranai tidak terima. Lalu Uranai beranjak dari kursi, sebelum ia pergi meninggalkan kelas ia berkata bahwa bersiap - siaplah, karena tak akan lama lagi akan ada perubahan besar dalam hidup Miiko. Ucapan Uranai membuat Miiko bingung dan terus memikirkannya. Tappei yang sadar akan hal itu, menasihati Miiko agar jangan memikirkan hal itu. (bersambung)
    ∞∞∞
                                                               



Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta