Hari yang Panas

          Liburan musim panas yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba . . . Miiko berniat pergi bersama Mari dan Yukko. Sayang, Mari sedang pergi ke Hawaii, Jadi Miiko perginya ditemani Yukko. Mereka akan jalan-jalan ke festival komik chao. Di sana ada acara tanda tangan komikus beken . . . pameran komik yang bagus-bagus . . . terus, jualan merchandise yang lucu-lucu. Kebetulan  juga dia mempunyai 2 kupon gratis milk shake.
          Miiko sudah siap untuk berangkat. Dia menelpon Yukko.
          “Hai, Yukko”
          “Iya, aku baru mau keluar!”
          “Kau . . .”
          “Nggak bisa pergi? Kenapa?” Miiko kaget karena Yukko nggak bisa ikut.
          “Maaf ya, Miiko . . .”
          “A . . . anu . . . ibuku . . .”
          “Tau-tau aja . . .”
          “Dia ngajak aku belanja . . .” Yukko berusaha menjelaskan.
          “Belanja?! Itu kan bisa kapan aja!” Bentak Miiko kesal.
          “So . . . sorry . . .”
          “Besok aja ya, pergi ke festival komiknya?”
          “Aku betul-betul nggak bisa, mamaku . . .” Yukko belum selesai ngejela- sin, udah dipotong sama Miiko.
          “Ya sudah!!!” Bentak Miiko.
          Miiko begitu menyesal, padahal ia sudah dandan cakep mau ke sana, membayangkan betapa senangnya nanti di sana. Tapi itu semua udah tinggal angan-angan. Daripada bete, Miiko lebih milih pergi ke toko buku. Dan ternyata  nggak begitu sial, dia ketemu sama Tappei.
          “Tappei!” Sapa Miiko.
          “Hei . . .” Jawab Tappei.
          “Apa kabar? Sedang ngapain?” Tanya Miiko.
          “Numpang baca! Masih nanya lagi . . . “
          “Kau sendiri ngapain? Mau ke mana rapih begitu?” Tanya Tappei.
          “Tadinya aku mau pergi sama Yukko . . . tau-tau aja dia ada urusan mendadak . . . “ Ujar Miiko.
          “Senasib, dong. Harusnya aku pergi sama Kenta, tau-tau dia bilang nggak bisa. Uh!” Keluh Tappei.
          “Hah?!” Keduanya baru sadar. “Jangan-jangan merereka . . .”
          “Ogawa bilang apa padamu?” Tanya Tappei.
          “Mau belanja sama mamanya!” Jawab Miiko.
          “Hei, jangan ngerumpi di toko orang!” Teriak penjaga toko.
          Gara-gara dimarahin, mereka memutuskan jalan-jalan ke taman air mancur.
          “Terus, alas an Kenta apa?” Tanya Miiko.
          “Dia bilang mau keluar sama papanya!” Jawab Tappei.
          “Baiklah, aku mau telepon rumah Yukko! Bener nggak dia pergi sama mamanya!” Ucap Miiko.
          “Itu ada telepon!” Tappei menunjuk ke arah sebuah telepon umum.
          “Hallo, dengan keluarga Ogawa?”
          Miiko berbisik ke Tappei, “Mamanya yang angkat!”
          “Apa?!” Jawab Tappei.
          “Hallo?”
          “I . . ini Yamada, mau cari Yukko . . .” Jawab Miiko.
          “Eh, Miiko Chan?”
          “Tadi Kenta telepon, katanya punya 2 tiket gratis taman bermain yang baru buka . . .Mungkin pulangnya baru sore . . .” Jelas Mama Yukko.
          Saking kesalnya, mereka sampai teriak-teriak kaya orang gila.
          “Apanya yang belanja sama Mama!”
          “Kenta brengsek! Aku nggak dianggap sebagai teman lagi!”
          “Nggak nyangka Yukko yang baik bisa berkhianat juga . . .”
          “Kenta betul-betul bikin kesal!”
          “Maaf . . . jangan teriak-teriak dong . .” Mereka sampai dimarahi ibu-ibu yang anaknya menangis gara-gara mereka marah-marah.
          Karena dari tadi mereka berteriak-teriak terus, mereka pun jadi lapar. Akhirnya mereka makan di sebuah cafĂ©. Miiko pesan chocolate milk shake 2, pakai voucher yang dibawanya, tetapi ternyaka kupon itu berlaku jika disertai pembelian. Kebetulan Tappei baru dapat uang jajan, jadi Miiko ditraktir Tappei makan Hamberger. Ketika mereka makan, baru sadar kalau di sekeliling mereka banyak orang yang pacaran.
          Setelah makan mereka berencana untuk menunggu Yukko dan Kenta di stasiun, namun karena waktunya yang masih lama, jadi mereka jalan-jalan ke pet shop dulu, di sana Tappei berhasil mendapatkan sebuah boneka, lalu memberikannya kepada Miiko. Kemudian, mereka langsung menuju stasiun. Dan benar saja, di sana mereka ,melihat Yukko dan Kenta yang baru pulang dari taman bermain.
          “Hallo, sudah pulang?” Sapa Mereka berdua.
          “Ta . . tappei . . .”
          “Miiko . . .”
          “Ini mamamu ya? Kok, mirip banget sama Kenta?” Sentak Miiko
pada Yukko.
          “Kau bilang mau keluar sama papamu . . .”
          “Sejak kapan papamu pakai rok?’ Sentak Tappei pada Kenta.
          “Senang nggak kencan di taman hiburan?” Tanya Miiko.
          “Kami telepon ke rumah Ogawa!” Bentak Tappei.
          Yukko dan Kenta merasa bersalah, mereka terus saja tak henti-hentinya meminta maaf. ”Miiko, maafkan aku!” , “Ini bukan salah Yukko, aku yang ajak dia pergi!” Kenta berusaha meminta maaf pada Tappei dan Miiko.
          “Aku merasa bersalah, makanya kubelikan oleh-oleh!” Sogok Yukko.
          “Kau pasti paham perasaan temanmu ini, Tappei!” Kenta meminta maaf.
          “Nggak paham! Soalnya kau memang sengaja, kan?” Jawab Tappei.
          “kalian sendiri, kenapa berduaan?” Tanya Kenta.
          “Yah, kebetulan aja!” Sanggah Tappei.
          “Kami ketemu di toko buku tadi siang . . .” Jelas Miiko.
          “Oh, jadi kalian kencan?” Tanya Yukko.
          “Bukan! Mana mungkin!” Bantah Tappei.
          “Iya, kami berdua cuma makan hamburger, terus jalan-jalan ke pet shop! Itu aja!” Jelas Miiko lagi. Tappei dan Miiko saling melirik satu sama lain.
          “Siapa yang mau kencan denganmu, hah?!” Bentak Tappei.
          “Kau sendiri yang ngajak!” Bantah Miiko.
          “Kita makan es krim, yuk!” Ajak Kenta pada Yukko.
          “Kalian lanjutkan aja ya, kencannya . . .” Mereka berdua pergi meninggalkan Miiko dan Tappei.
          “Kencan apaan, hah?!” Bentak mereka.
          Tiba-tiba Mari datang dari Hawaii.
          “Jahat, selagi aku nggak ada, kalian malah senang-senng berempat! Ninggalin aku!” Teriak Mari kesal.
          “Wah, baru pulang dari Hawaii sudah rebut!” Teriak tappei.
          ‘Hore, Mari Chan pulang!” Sorak Miiko gembira.
∞∞∞

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta