Old Love Story #6

     Seperti biasa, Alberth pulang ke rumahnya untuk mengambil mobil. Selama perjalanan di dalam mobil mereka menyanyi lagu yang diputar sambil bergurau. Hingga tak terasa mereka telah sampai ke tempat yang dituju.
        “Kamu mau beli apa sih, Al?” Tanya Shasya.
        “Ada, dech. Yang jelas untuk special someone.” Ucap Alberth.
        “Ih, bikin aku penasaran aja! Biasanya kamu selalu cerita ke aku. Kamu udah punya pacar lagi?” Tanya Shasya.
        “Iya, nanti kamu juga tahu sendiri, tapi nanti janga sekarang, malu nih banyak anak-anak!” Ujar Alberth kembali.
        “Iya, dech. tapi janji, ya bakalan kasih tahu.” Shasya terus memaksa, tetapi teman-teman keburu datang menghampiri mereka berdua.
        “Woy, ngomongin apaan, sih? Kayaknya seru banget.” Tanya Zizie.
        “Nggak, nggak ngomongin apa-apa kok!” Jawab mereka berdua.
        “Eh, Put, kita ke arena permainan aja, yuk! Bete nih, kan pingin refreshing!” Ajak Yudha.
        “Eh, tunggu, donk! Aku juga mau ikut! Al, Shas, mau ikut nggak?” Tanya Zizie.
        “Nggak, dech. Nanti ketemuan di tempat parkir aja, ya!” Jawab Alberth.
                 “Oh, ya udah, kita ke atas dulu, ya! Bye!” Ucap Zizie seraya meninggalkan mereka berdua.
        “Nah, Shas, ikut aku, yuk!” Alberth menarik tangan Shasya dan berjalan menuju sebuah kios yang menjual perhiasan. Karena ditarik, akhirnya Shasya terpaksa mengikuti Alberth. Sebenarnya Shasya juga penasaran, dengan apa yang ingin dilakukan Alberth.
        “Permisi, Mas, mau cari apa?” Tanya seorang pelayan kios.
        “Mba, kami boleh lihat kalung emas putih yang itu nggak, Mba?” Tanya Alberth seraya menunjuk sebuah kalung berbandulkan heart yang indah sekali.
        “Ini Mas, mas pintar sekali memilih, ini dibuat khusus hanya satu, jadi belum pernah dibuat sebelumnya.” Ujar pelayan tersebut seraya memberikan kalung yang diminta Alberth.
        “Shas, menurut kamu, kalung ini bagus nggak?” Tanya Alberth kepada Shasya.
        “Bagus, kok. Aku jadi kepingin, deh. Siapa pun itu, beruntung banget dech, yang dapat kalung itu!” Ujar Shasya.
        “Haha. Segitunya ya?” Tanya Alberth.
        “Al, aku ke toilet dulu, ya.” Ucap Shasya. “Iya.” Jawab Alberth yang tengah sibuk memilih-milih perhiasan untuk 2 orang spesial di hatinya. Setelah menemukan kalung yang pas untuk Putri, Al masih harus memilih-milih gelang untuk Shasya, seseorang yang sudah dianggapnya sebagai adik. Lalu sebuah gelang … menarik perhatiannya.
        “Mba, coba lihat yang itu.” Pintanya pada pelayan. Pelayan segera mengambil gelang yang dimaksud dan memberikanya pada Al.
        “Ini juga termasuk limited edition mas, hanya ada satu di dunia.” Ujar pelayan itu.
        “Wah, kalau gitu, saya pesan yang ini ya, mba. Hmm ukurannya kira-kira pas nggak ya buat perempuan yang tadi?” Tanya Alberth.
        “Pas, ko mas. Jadi, mau pesan yang ini?” Kata pelayan lagi rama seraya memasukkan perhiasan-perhiasan tadi ke dlaam kotaknya.

        “Iya, mba.” Jawab Al.

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta