Love Story #1 (pt. 5)

             Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan berganti bulan. Tak terasa kini Chieri, Kevin, dan Keisha telah 7 bulan duduk di bangku SMA.
            Sesuai dengam tradisi sekolah mereka, tiap semesternya akan diadakan pengocokan ulang. Ia, katanya sih agar mereka terbiasa bersosialisasi dengan teman-teman baru serta lingkungan yang baru. Chieri, Kevin, dan Keisha kini tidak sekelas. Keisha kelas X7, Chieri X6, dan Kevin kelas X1.
            Di semester2 ini, benar-benar berbeda dari semester 1. Kini diantara mereka seperti ada ruang yang membuat mereka tidak seakrab dan seharmonis dulu. Chieri dan Keisha, mereka memang masih suka bertemu, ngobrol, dan pulang bareng, tetapi tentu saja tidak sedekat dulu. Karena kini mereka tak lagi menjadi Schoolmates. Lalu bagaimana dengan hubungan Chieri dan Kevin??? Hubungan mereka pun nampaknya semakin buruk.
ÙÙÙ

Pada saat makan siang, seperti biasa Chieri dengan sigap mengambil jatah makan siangnya, lalu ia mencari tempat duduk yang kosong. Setelah mendapat tempat duduk, ia hanya terdiam lesu. Ia merasa kesepian, karena biasanya saat makan siang tentu saja ia ditemani Keisha dan Kevin. Mereka selalu bertiga. Biasanya mereka makan dengan diiringi celotehan salah seorang dari mereka. Kevin dan Chieri yang dibuat tertawa terbahak-bahak oleh celotehan Keisha. Kadang, mereka juga senang mengjahili teman-teman mereka.
Namun kini… Ia makan hanya seorang diri, tanpa Keisha atau pun Kevin. Benar-benar sendiri. Nafsu makannya hilang. Ia yang biasanya selalu menghabiskan jatah makannya, -bahkan sampai rebutan nambah- kini dicuekkannya makanan itu, tak ia sentuh sama sekali.
Ia berlari keluar. Tak terasa air matanya perlahan jatuh. Di taman, ia duduk untuk menenangkan diri. Air matanya terus mengalir, bahkan sudah tak terbendung lagi. Ia mengusap air matanya.
Tiba-tiba seseorang menyodorkan sapu tangan padanya, “Ini, usap air matamu!” ucap orang itu. “Terima kasih.” Jawab Chieri sembari tersenyum lalu mengusap air matanya. Ternyata orang itu adalah Radit, ia juga teman Chieri dan lebih tepatnya dia itu teman semeja Kevin di X1.
“Kamu kenapa nangis?” Tanya Radit memulai percakapan. Namun Chieri hanya diam, dia masih takut untuk bercerita.
“Ada masalah, ia? Boleh saya tahu? Mungkin bisa aku bantu.” Tanya Radit sekali lagi.
“Mmm… Kamu benar. Sebenarnya aku memang suka pada Kevin.” Chieri mulai bercerita.
“Tuh kan… Terus, kamu ada masalah apa sama Kevin?” Tanya Radit ingin tahu.
“Sekarang aku ngerasa kesepian. Kamu tau kan, dulu aku, Kevin, dan Keisha selalu bertiga. Tapi sekarang… Aku ngerasa mereka semua menjauh dari aku. Kevin, aku sms ga dibales, segala cara udah aku coba, tapi tetep dia cuekin aku. Aku ama Keisha juga sekarang jarang pulang bareng. Keisha juga lebih sering main ma temen barunya. Aku kesepian. Sekarang aku sendiri, ga punya teman.” Ujar Chieri pada Radit.
Sekarang Radit paham dengan masalah yang terjadi pada Chieri. “Jadi itu masalahnya. Kamu jangan curiga dulu. Mereka juga kan perlu orang lain selain kamu. Masa mereka harus selalu nemenin kamu, sih? Itu namanya kamu egois, dong. Mungkin sekarang mereka memang lagi sibuk, tapi nanti kalau mereka udah nggak sibuk, mereka akan nemenin kamu lagi. Untuk masalah teman, kata siapa kamu nggak punya teman, saya ini juga kan teman kamu.” Jelas Radit.
Kata-kata Radit membuat hati Chieri merasa lebih tenang. “Sekali lagi, terima kasih. Kamu baiiiiiiik banget. Mungkin aku memang egois. Sekarang aku ngerti. Mau nggak, kamu jadi sahabat aku?”Tanya Chieri.
“Boleh, kenapa nggak. Sekarang, kamu jangan nangis lagi! Senyum, dong!”Ucap Radit.
Chieri pun beruntung masih memiliki sahabat yang sayang padanya. Kini ia dapat tersenyum kembali.
Sepulang sekolah, Chieri mampir ke swalayan untuk membeli sebuah cokelat. Cokelat itu mau Chieri beri pada Radit sebagai tanda terima kasih karena Radit telah membuat Chieri tersenyum kembali.
ÙÙÙ

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta