Haruskah Aku Bertahan?

Jadi inget ini . . .

Tak ada yang bisa menjamin cinta selalu akan berujung bahagia. Seringnya, mencintai membuatmu patah hati. Terluka. Meneteskan air mata bagi cinta yang berbalik dan meninggalkanmu.
Tapi pernahkah kau mencintai seperti yang aku alami?
Mencintai dalam sakit. Mengubah diri demi orang yang bahkan tak memalingkan wajahnya sedikit pun padamu. Hatiku berdarah, dan aku masih saja mencintainya. Bahkan setiap malam aku masih menyempatkan diri untuk berdoa . . supaya dia selalu bahagia.
Ini cinta yang bodoh. Ya, aku tahu itu. Tapi aku akan terus bertahan, terus mencintainya-hingga dia mengundangku masuk ke dunianya . . .

Sebuah sinopsis dari novel Syarat Jatuh Cinta.

Ya, memang tak ada yang bisa menjamin cinta akan selalu berujung bahagia. Seringnya mencintai membuatmu patah hati. Terluka. Meneteskan air mata bagi cinta yang berbalik meninggalkanmu. Seperti yang aku rasakan. Cinta yang pada awalnya aku pikir akan berujung bahagia, namun tidak.

Betapa bodohnya diriku. Quotes dalam K-drama I Hear You Voice, Sebagai Pengaca Publik, kita harus percaya kepada klien kita -terdakwa- namun kita tidak boleh optimis terlalu percaya juga kepada mereka. Dalam dunia ini, aku juga harus menerapkan prinsip itu. Tidak boleh meremehkan orang atau tidak percaya kepada mereka, namun kita juga tidak boleh terlalu percaya. Jika kita terlalu percaya pada seseorang, akan terasa sakit jika mereka membohongi kita. Sekarang aku tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak. Dulu aku percaya padanya, pada kata-katanya, sikapnya. Kini, entah apa aku masih harus mempercayainya atau tidak. Yang jelas aku merasa sakit.

Apa aku harus tetap bertahan? Terus mencintainya meskipun hatiku berdarah, meskipun dia tidak mealingkan wajahnya sedikit pun? Haruskah? Apa benar dengan begitu, dia akan mengundangku masuk ke dunianya? Dalam dunia novel, mungkin iya. Tidak seperti Alana dalam novel Syarat Jatuh Cinta yang akhirnya berhasil membuat Asta memalingkan wajahnya pada dirinya. Kisahku berbeda. Ini dunia nyata. Jadi, apakah aku harus bertahan? Akan kah dia mengundangku masuk ke dunianya? 

Comments

Popular posts from this blog

Antara Cinema 21, XXI, dan CGV, Pilih mana?

Pertemuan Kedua

Kamu: Kenangan tentang Luka dan Cinta